Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya berkutat pada penyelamatan spesies, tetapi juga menyingkap kembali sejarah dan kebijakan konservasi yang pernah dijalankan. Hal inilah yang menjadi fokus penelitian Firdaus Cahya Firnanda, mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember angkatan 2022, yang berhasil lolos pendanaan Riset SINTAS–LPDP–Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2025 pada 26 Juli 2025.
Melalui proposal riset berjudul “Penjarangan Kerbau Liar di Taman Nasional Baluran Tahun 1984–1997”, Firdaus berhasil mengangkat isu lingkungan dari sudut pandang sejarah, dengan menelusuri upaya strategis penjarangan populasi kerbau liar demi melindungi populasi banteng jawa (Bos javanicus) di ekosistem Baluran.

Lebih dari sekadar penelitian akademik, tema ini juga berhasil menyoroti arsip-arsip penting terkait konservasi Baluran yang kini telah ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) tahun 2024, dalam kerja sama antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Dispursip Jatim) dan Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Jember. Ini menjadi bukti konkret kontribusi mahasiswa dan institusi perguruan tinggi dalam pelestarian memori ekologis bangsa.
Keberhasilan Firdaus lolos dalam program Riset SINTAS–LPDP–Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia tidak hanya membanggakan Universitas Jember, tetapi juga mempertegas pentingnya peran mahasiswa sejarah dalam menjawab isu-isu kontemporer seperti krisis lingkungan dan konservasi hayati. Karya ini menjadi bukti bahwa penelitian sejarah bisa berkontribusi nyata terhadap pembangunan berkelanjutan.
Dengan riset ini, Firdaus bukan hanya menuliskan sejarah konservasi, tetapi juga membantu menyelamatkan warisan ekologis bangsa—baik dalam bentuk arsip maupun alam itu sendiri. (Rinda)