Pada tanggal 4 November 1957, di Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur, berdirilah sebuah perguruan tinggi swasta bernama Universitas Tawang Alun. Nama universitas ini diambil dari sosok Raja Tawang Alun, penguasa Kerajaan Blambangan yang berkuasa sekitar tahun 1665 hingga 1691. Awalnya, Universitas Tawang Alun hanya memiliki satu fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Kemasyarakatan. Tapi seiring waktu, tepatnya pada bulan September 1961, dua fakultas baru pun ditambahkan, yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Kemudian, pada bulan November di tahun yang sama, universitas ini membuka dua fakultas eksakta: Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran. Namun, pada Agustus 1962, kedua fakultas eksakta tersebut bergabung dengan Universitas Airlangga Cabang Jember dan berstatus sebagai perguruan tinggi negeri. Lima bulan kemudian, status kedua fakultas tersebut berubah lagi menjadi cabang Universitas Brawijaya di Jember.

Pada 10 November 1964, ada perubahan besar yang terjadi. Universitas Tawang Alun resmi menjadi universitas negeri dengan nama Universitas Negeri Djember (UNED), sesuai SK Menteri PTIP Nomor 151. Lalu, pada tahun 1983, melalui SK Presiden RI No. 61, nama Universitas Negeri Djember diubah menjadi Universitas Jember seperti yang kita kenal sekarang.

Salah satu fakultas di Universitas Jember adalah Fakultas Sastra. Dulu, saat masih bernama Universitas Negeri Djember, Fakultas Sastra memiliki dua kampus yang terpisah. Di Jember, ada Fakultas Keguruan Sastra dan Seni (FKSS) dengan jurusan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, sedangkan di Banyuwangi terdapat Fakultas Sastra. Kemudian, pada tahun 1967, berdasarkan SK Dirjen PTIP No. 161, IKIP Malang Cabang Djember bergabung dengan Universitas Negeri Djember, dan penggabungan ini selesai pada tahun 1968. Tak lama setelah itu, pada tahun 1972, Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember membuka jurusan baru, yaitu Jurusan Sejarah, dengan persetujuan Konsorsium Sastra dan Filsafat.